top of page

Panduan Lengkap Menghindari Kesalahan Pelaporan Pajak Online untuk Individu dan Perusahaan

  • Admin Sipajak
  • 9 Jun
  • 2 menit membaca

Proses pelaporan pajak secara online sering kali diwarnai dengan berbagai kekeliruan. Meski terlihat sepele, kesalahan ini bisa berdampak besar, mulai dari keterlambatan hingga risiko denda. Supaya Anda tak terjebak dalam situasi yang sama, penting untuk mengenali dan menghindari sejumlah kesalahan yang kerap terjadi.


Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang telah diperbarui dengan UU HPP No. 7 Tahun 2021, pelaporan pajak wajib dilakukan secara benar dan tepat waktu. Namun, berbagai kesalahan berikut sering terjadi saat pelaporan dilakukan secara daring:


Kesalahan Umum dalam Pelaporan Pajak Online


  1. Kesalahan Input Data PendapatanĀ Kesalahan umum meliputi keliru mengisi jumlah penghasilan bruto dan netto, atau salah mengklasifikasikan penghasilan final dan non-final.

  2. Duplikasi Data atau Double PostingĀ Memasukkan transaksi atau pemotongan pajak lebih dari satu kali, yang berpotensi menyebabkan lebih bayar atau kekurangan pembayaran pajak.

  3. Ketidaksesuaian Digit atau AngkaĀ Angka yang tidak sesuai antara bukti potong dan yang dilaporkan bisa mengakibatkan perbedaan dalam jumlah pajak terutang.

  4. Kontak Tidak ValidĀ Alamat email atau nomor telepon yang tidak aktif menghambat proses verifikasi dan pengiriman dokumen bukti lapor.

  5. Dokumen Pendukung Tidak DilampirkanĀ Tidak melampirkan bukti potong, laporan keuangan, atau dokumen lain dapat membuat laporan tidak valid.

  6. Format Data Tidak Sesuai StandarĀ Kesalahan dalam pengisian format tanggal, mata uang, atau kode transaksi bisa menyebabkan sistem menolak laporan Anda.


Kesalahan dalam Laporan Pajak Pribadi


  1. Penggunaan Formulir SPT yang Tidak TepatĀ Pilih formulir yang sesuai dengan status dan jenis penghasilan Anda (1770, 1770S, atau 1770SS).

  2. Tidak Meminta Bukti Potong Saat ResignĀ Bukti potong dari tempat kerja sebelumnya penting untuk pelaporan tahunan. Tanpa itu, Anda bisa dianggap kurang bayar.

  3. Tidak Melaporkan Penghasilan TambahanĀ Setiap sumber penghasilan wajib dilaporkan agar SPT dinilai lengkap dan sah.


Kesalahan Umum dalam Pelaporan Pajak Perusahaan


  1. Perhitungan Pajak Tidak AkuratĀ Salah dalam penerapan tarif, penghitungan DPP, atau memasukkan biaya yang dapat dikurangkan.

  2. Kurang Update Aturan Pajak TerbaruĀ Mengabaikan pembaruan kebijakan fiskal atau tarif pajak yang berubah dapat menyebabkan laporan tidak relevan.

  3. Data dalam SPT Tidak Lengkap atau SalahĀ Kesalahan input atau dokumen yang belum dilampirkan bisa memperlambat proses pelaporan dan berpotensi dikenai pemeriksaan.

  4. Dokumen Administratif Tidak TertataĀ Bukti transaksi dan dokumen lain yang tidak disimpan dengan rapi dapat menyulitkan saat audit pajak.

  5. Melewatkan Insentif PajakĀ Tidak memanfaatkan fasilitas fiskal yang tersedia dapat menyebabkan beban pajak perusahaan lebih tinggi dari seharusnya.


Cara Menghindari Kesalahan Saat Lapor Pajak Online


  1. Update Informasi Perpajakan Secara BerkalaĀ Pahami dan ikuti perkembangan aturan serta kebijakan pajak terbaru.

  2. Cek Ulang Data yang DiinputĀ Pastikan semua informasi sesuai dengan dokumen pendukung sebelum dikirim.

  3. Arsipkan Dokumen Secara DigitalĀ Simpan file penting seperti faktur, laporan keuangan, dan bukti potong dalam format digital untuk kemudahan akses.

  4. Gunakan Aplikasi dan Software ResmiĀ Manfaatkan sistem seperti DJP Online atau aplikasi akuntansi terpercaya seperti Mekari Jurnal ERP untuk akurasi lebih baik.

  5. Lapor Sebelum DeadlineĀ Hindari terburu-buru menjelang tenggat waktu untuk mengurangi risiko kesalahan teknis maupun administratif.

  6. Konsultasi dengan ProfesionalĀ Jika ragu, berkonsultasilah dengan ahli atau konsultan pajak untuk memastikan kepatuhan pelaporan.



Kesalahan dalam pelaporan pajak masih sering terjadi karena kurangnya pemahaman atau kesalahan teknis. Apalagi dengan perubahan regulasi di tahun 2025, wajib pajak dituntut untuk lebih cermat dan proaktif.


Transformasi digital lewat DJP Online dan sistem e-Faktur 3.0 sangat membantu mempercepat proses, namun keakuratan data tetap menjadi faktor krusial. Dengan menerapkan tips di atas, pelaporan pajak akan berjalan lebih efektif, minim risiko, dan bebas dari sanksi administratif.

Ā 
Ā 
Ā 

Comments


bottom of page